Total Tayangan Halaman

Jumat, 07 Oktober 2011

Lihatlah

Setetes embun di senja muda.
Mengalir lirih di rerumputan.
Tersentuh angin yang menggoyahkan.
Tak membuat jatuh ke tanah terjal.
Fondasi kokoh tetap kuat.
Tak akanlah keropos bata-bata merah.
Melihat awan tertatih melangkah,
Dengan angin membawa bau harap.
Tak ayal sayup-sayup gemercik air.
Melangkah bersama arus yang tetap mengalir.
Mengalir tiada henti.
Dan tak akan pernah berhenti mencintai.
Akan ku kelupas setiap lapisan langit.
Akan ku teguk setiap tetes lahar.
Akan ku hitung setiap debu yang tertiup angin.
Serta tiada lembah cintaku yang melandai.
Ku tapaki batu-batu tajam,
Sambil memintal duri yang sesekali tertusuk tangan.
Saat gelap di hadapanku,
Terus penuh aku bertahan.
Dan membelai angin di kala malam,
Membayang dengan mata berkaca merinai-rinai.

Jiwaku terus gelisah.
Dan mencintaimu pada selasar doa-doa,
Pada setiap relung hati yang berharap,
Pada setiap celah hati yang haus akan cahaya,
Dan pada setiap apapun yang menetes dari mata.

Lihatlah lelehan es kutub yang menggenangi kelopak mataku.
Lihatlah redup-redup lilin yang menghiasi ratapan wajahku.
Dan lihatlah kepakan sayap patah yang menerbangkan rindu dan cintaku yang masih hanya untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar